masukkan script iklan disini
BERITA BARU | JAKARTA — Aktivis dan mantan sekertaris BUMN, Said Didu mengungkap pernyataan menohok.
Ia menyebut telah diduga terjadi "perampokan tambang" berkedok hilirisasi.
"Saya mohon kepada Presiden Prabowo hentikan perampokan tambang oleh Geng SOP (Solo, Ologarki, Parcok) yang sepertinya masih berlanjut," kata Said Didu, disitat dari akun resminya Muhammad Said Didu @msaid_didu, pada Senin (20/10).
Menurutnya, perampokan tambang geng SOP (Solo-Oligarki-Parcok) didiuga yang dibungkus dengan hilirisasi dan saat ini terus berlanjut dan makin meluas.
Said Didu mengungkap ada beberapa point kejanggalan yang terjadi saat ini:
1) setelah sudah hampir seluruh tambang negara dan rakyat “diserahkan” ke Asing (China) lewat bungkus hilirisasi dengan fasilitas bebas pajak, bebas bea, dan bebas lain-lain yang menyebabkan tambang sudah hampir habis tanpa menyisakan hasil buat rakyat dan negara.
2) Saat ini tambang BUMN sedang diincar dengan modus yang sama. BUMN Antam sepertinya sedang dipaksa oleh Satgas Hilirisasi untuk menyerahkan tambang nikelnya lewat mekanisme divestasi yang dibungkus dengan program hilirisasi pembangunan pabrik baterei.
3) Kejanggalan dari “kerjasama” yang dirancang oleh Satgas Hilirisasi yang dipimpin Oleh Bahlil Lahadalia patut dipertanyakan.
"Kenapa harus ada swasta dalam negeri selaku pihak ketiga? Satgas Hilirisasi membentuk konsorsium pembangunan pabrik baterei yang terdiri dari: perusahaan asing (China) pemilik teknologi, BUMN, dan Swasta mitra lokal," beber Said Didu.
Kedua, lanjut Said Didu, kenapa ANTAM harus dirampok lewat bungkus divestasi? PT Antam “dipaksa” melepaskan pengendalian pengelolaan tambang ke konsorsium yang sudah ditetapkan oleh Bahlil lewat mekanisme divestasi saham (ini perampokan). Padahal harusnya cukup kerjasama dan pengelolaan tambang tetap dikendalikan oleh PT ANTAM.
"Pemilik saham mayoritas mitra swasta adalah Geng SOP? Ini yang menarik, setelah ditelusuri - info yang kami dapat ternyata pemilik saham mayoritas perusahaan swasta mitra lokal konsorsium tersebut adalah pengurus partai putra mantan Presiden ke 7 dan oligarki yang dekat dengan Dinasti Solo," pungkasnya. (via)