• Jelajahi

    Copyright © BERITA BARU | BERITA BISNIS INDONESIA HARI INI
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Advertisement (Left)

    Gus Dur, Soeharto dan Marsinah: Rekonsiliasi Sejarah di Era Prabowo

    BeritaBaru.co.id
    Senin, 10 November 2025, 14:46 WIB Last Updated 2025-11-10T07:46:04Z

    BERITA BARU | JAKARTA — Peringatan Hari Pahlawan 2025 hari ini sungguh berbeda. Pasalnya, Presiden Prabowo Subianto resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh tokoh yang dinilai berjasa besar bagi bangsa Indonesia.
    • Upacara digelar di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025), dan dihadiri para pejabat tinggi negara, keluarga ahli waris, serta perwakilan masyarakat.
    Kesepuluh tokoh tersebut datang dari berbagai latar belakang, mulai dari mantan presiden, tokoh militer, ulama, akademisi, hingga aktivis buruh, yang mencerminkan keberagaman perjuangan bangsa Indonesia.

    Berikut daftar penerima gelar Pahlawan Nasional 2025:

    1. KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Jawa Timur
    2. Jenderal Besar TNI Soeharto Jawa Tengah
    3. Marsinah, tokoh buruh Jawa Timur
    4. Mochtar Kusumaatmadja Jawa Barat
    5. Hajjah Rahmah El Yunusiyyah Sumatera Barat
    6. Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo Jawa Tengah
    7. Sultan Muhammad Salahuddin Nusa Tenggara Barat
    8. Syaikhona Muhammad Kholil Jawa Timur
    9. Tuan Rondahaim Saragih Sumatera Utara
    10. Zainal Abidin Syah  Maluku Utara

    Presiden Prabowo Subianto dalam sambutannya menegaskan bahwa pemberian gelar ini merupakan bentuk penghormatan negara atas jasa dan pengorbanan para tokoh tersebut.

    "Negara tidak akan besar tanpa menghormati jasa para pahlawannya. Mereka adalah teladan bagi generasi penerus dalam menjaga keutuhan dan kemajuan bangsa," kata Presiden Prabowo di Istana Negara.

    Penetapan nama-nama ini mendapat beragam tanggapan dari masyarakat dan kalangan pengamat.

    Aktivis anti-korupsi Fredi Moses Ulemlem menilai keputusan Presiden Prabowo mencerminkan semangat rekonsiliasi sejarah bangsa.

    "Pemberian gelar kepada tokoh-tokoh dengan latar belakang berbeda, dari Gus Dur hingga Marsinah, menunjukkan bahwa bangsa ini siap berdamai dengan sejarahnya. Ini bukan sekadar penghargaan, tapi pesan moral untuk meneguhkan nilai keadilan sosial," ujar Fredi Moses di Jakarta.

    Sementara itu, pengamat sosial Hilal Projonoto menyebut momen ini sebagai bagian dari cita-cita besar pemerintah dalam mewujudkan Asta Cita, terutama pada poin penguatan karakter bangsa dan penghormatan terhadap nilai-nilai perjuangan.

    "Pengakuan negara terhadap perjuangan rakyat kecil seperti Marsinah adalah langkah penting. Ia mengingatkan bahwa pahlawan tidak hanya mereka yang memegang senjata, tapi juga yang memperjuangkan martabat buruh dan keadilan sosial," kata Hilal.

    Di media sosial, banyak warga menyambut positif langkah ini. Sejumlah netizen menilai keputusan pemerintah memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh lintas ideologi dan profesi sebagai bentuk kematangan bangsa dalam menghargai sejarahnya.(sa/by)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini